Bagian 2 ........
Kang Jaya adalah sosok yang ceria murah senyum dan pandai bergaul, meski waktu itu umurnya diatas saya tapi tidak terlihat tua. Anaknya sudah dua padahal saya masih belum menikah. Keluarganya di tinggalkan di Cirebon Jawa Barat. Ada lagi sosok Bambang yang asli Madiun pandai memasak, mudah bergaul dan suka bepergian kemana saja ia suka. Juga ada Nurhadi sosok pandai rajin belajar bahasa Inggrisnya bagus, belakangan dia juga belajar bahasa Tagalog karena banyak bergaul dengan orang Philipina.
Kami berempat termasuk saya yang asli Sunda tentu saja dari Jawa Barat. Meski tergolong orang yang biasa saja Alhamdulillah saya mampu beradaptasi baik di tempat bekerja maupun di lingkungan teempat tinggal. Kami memang tinggal bersama di sebuah flat dengan dua kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Cukup sederhana tapi bisa tenang untuk tempat beristirahat. Kami juga bekerja di satu Rumah Sakit yaitu Farwaniya Hospital, tapi Bambang dan Nurhadi di bagian lain. Bambang di bagian perawatan penyakit dalam dan Nurhadi di bagian Emergency.
Hari-hari pertama menginjakka kaki di ruangan sedikit agak gentar bagaimana tidak saya kurang pengalaman dengan Rumah Sakit, bahasa Inggris yang pas-pasan apalagi dengan bahasa arab, sekali lagi saya masih diberi bantuan oleh yang maha kuasa. Adalah seorang Merly Bucoy gadis cantik asal Philipina banyak sekali membantu orientasi di ruangan itu. Informasi-informasi pekerjaan yan harus dilakukan serta kepada siapa saya harus bertanya su paya mudah mendapat jawaban. Hari yang cukup berkesan dalam artian kesan persahabatan sesama Asia Tenggara begitu kira-kira yang bisa saya tangkap.
Di ruangan itu yang bekerja terdiri dari berbagai negara ada yang dari Mesir, India, Pakistan, Philipina, Arab Saudi yang satu-satunya tapi belakangan menghilang tanpa ada berita dan terakhir dari Indonesia. Sementara orang Kuwaitnya sendiri hanya kepala Ruangan saja tidak ada staf perawat seperti saya. Disamping perawat ada juga portir dan cleaning service untuk yang dua ini profesi ini dari Bangladesh. Awal saya datang masih ada orang Thailand tapi rupanya selesai kontrak dan tidak pernah kelihatan lagi.
Mesir ... Muhammad Hasan : gemuk, pandai bergaul, suka bercanda dan suka membantu terutama kepada kita orang Indonesia yang sesama Muslim. Hari-hari tugas bersama beliau penuh gelak tawa walau tentu saja lebih banyak seriusnya menangani pasien-pasien dari pada mengobrol, perlu diketahui kalau dinas pagi dari mulai pukul 07.00 tidak akan bisa duduk sampai saat pulang tiba. Jam istirahatpun minum teh atau susu dilakukan sambil berdiri dan hanya beberapa menit saja.
Adel .... pria mesir ini perawakannya tinggi sedang sama dengan orang kita agak pendiam mungkin karena bahasa Inggrisnya pas-pasan sekali tertolong bahasa arab yang memang fasih. Agak kurang sreg kalau dinas bareng karena jarang ngobrol jadi bete gitu.
India .... Sister Christina : Mungkin dari India pelosok kecil, hitam, cerewet tapi kepandaiannya patut diacungi jempol belakangan di lulus CGFNS (Commission on Graduates of Foreign Nursing Schools) yang memungkinkan dia untuk bekerja di Kanada atau Amerika sana.
Sister Celine : Tinggi kurus, tidak begitu hitam walau asal daerahnya sama dengan sister Christina. Orangnya baik suka membantu setiap ada kesulitan, sedikit suka menyuruh wajar saja karena dia senior.
Sister Renny D’Souza : masih gadis, hitam suka ngobrol dan cerita itu juga kalau kebetulan bareng dinas sore dan tidak terlalu sibuk. Kandang suka ganti jadwal dinas kalau saya ada perlu juga demikian sebaliknya,karena saya dan dia hampir barengan datangnya dan kepala ruangan menganggap sama masalah posisi di ruangan/kerja.
Sebenarnya masih ada lagi perawat India itu ada sister Maryamah (tapi ga pakai karvop) yang lainnya juga lupa namanya. Lupa-lupa ingat wajahnya sama namanya gitu (lupa.....lupa..lupa ....lupa lagi syairnya .... ah ...itu mah band kuburan ).
Pakistan ...... Muhammad Ramdan : tinggi besar hidung mancung, baik juga terutama pada kita orang Indonesia, sudah dimaklum sesama muslim kita bersaudara.
Nobel Nawab : meski non muslim orangnya baik dan prestasi akhir sebelum saya keluar adalah wakil kepala ruangan.
Philiphina ..... Merly Bucoy : gadis tinggi langsing, cantik dan pandai banyak sekali membantu saya.
Asha (te Asha) : keibuan,perhatian sama suka membantu.
Jupano Sali : sama dengan Asha mereka dua orang Muslim lain dari yang lainnya. Joe begitu biasa saya memanggil ngebet banget pengen nge date Renny D’Souza, tapi Renny tak ambil pusing dengan itu, ia memilih menolaknya dengan berbagai alasan.
Florentino alias Teng : setahun lebih akhir kedatangannya dari pada saya, tinggi, suka olah raga terutama fitnes katanya, modis dan sama baiknya dengan yang lainnya.
Mohon maaf sebenarnya masih banyak yang lainnya dalam satu ruangan itu tapi berhubung kapasitas memori yang sudah mulai melemah, maka dengan rasa hormat tidak saya tulis. Tapi pada kesempatan lain bila ternyata ingat akan di bahas lagi.
Yang jelas waktu itu kepala ruangannya adalah Sister Mona Sharaf asli Kuwait, tegas dalam setiap keputusan dan tak jarang memberikan teguran kepada siapa saja yang berbuat salah. Dilain pihak sangat senang dengan kinerja kita sebagai pekerja asal Indonesia, bukan karena sesama muslim tapi memang karena tergolong bisa menyesuaikan kerja dalam tempo yang cepat.
Kurang dari tiga bulan sudah mulai di kenakan shift sore, waktu itu shift sore Cuma tiga orang yang jaga, lumayan sibuk apalagi kalau pas hari operasi, kadang masih ada pasien yang tersisa di Recovery Room. Dan kita harus mengambilnya dari sana. Kurang dari lima bulan saja sudah mulai diserahkan sebagai penanggung jawab shift, yang tugasnya mengatur semua pekerjaan serta membagi pasien sesuai dengan jumlah yang dinas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar