Jumat, 26 Juni 2009

Harun Al-Rasyid VS Muflah Hamood

Harun Al-Rasyid : Orangnya kecil dan hitam tapi baik hatinya mungkin karena mengetahui saya muslim atau memang karena saya baik juga?? Dia buka perawat ataupun bagian cleaning servise, meski dia orang Bangladesh. Ya memang banyak orang bangladesh yang bekerja disana yang kebanyakan buruh atau pembantu. Demikian halnya dengan Harun Bay biasa saya panggil, bay adalah panggilan untuk laki-laki kalau orang sunda mah akang gitu kira-kira (ada yang mau nambahkan??)

Ada seorang pasien namanya Muflah Hamood orang Kuwait asli kecelakaan lalu lintas tidak sadar sejak terjadinya kecelakaan sampai beberapa tahun lamanya. harun itulah yang bagian menjaga kalau siang hari, sementara kalau malam hari ada sang bapak setia menunggui anaknya.

Pekerjaannya sih gampang Cuma nungguin saja, sesekali ganti posisi tidur sang pasien dari kiri ke kanan dan seterusnya supaya ga bedshore gitu. Kebanyakan kita sih yang melakukannya kecuali kalau kita lagi benar-benar sibuk. Lalu minta tolong dia untuk melakukannya. Kadang juga memberikan makan siang atas izin yang jaga dan setelah di beri petunjuk bagaimana cara memberikan makan cairan melalui NGT (Naso Gastric Tube), ya selang yang di masukan melalui hidung untuk memberikan makanan cair bagi mereka yang tidak sadar khususnya.

Entah berapa lama pasien itu terkapar tak bergerak ahanya napas yang terdengar ngorok dan perlu untuk di suction di tracheostomy tube-nya karena banyak lendir yang menghalangi jalan nafasnya. Sesekali bagian fisiotherapis datang untuk melakukan tugasnya. Malang memenag nasibnya, umur yang masih di bawah dua puluh tahun harus menerima siksaan yang begitu adanya, tidak bisa menikmati masa mudanya sebagaimana yang lainnya. Mungkin itu sudah suratan takdir dan tidak ada yang perlu disesali. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Sampai saya resign Muflah Hamood itu masih status Quo, baru setahun kemudian saya mendengar dari kawan yang baru pulang yang kebetulan satu ruangan waktu itu memberikan kabar bahwa beliau telah meninggal dunia mendahului kita. Tak mengapa lah toh kita pun suatu saat nanti akan menyusulnya. Begitulah suratan takdir maut kan datang menjelang. Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar