Ke satu ....
Pagi itu memang terasa dingin yang mencekam, kami serombongan baru saja menginjakan kaki kami di salah satu negara penghasil minyak di timur tengah, tepatnya negara itu adalah Kuwait. Waktu itu bulan pebruari suasana ramadhan masih menyelimuti. Rasa suka cita dan bahagia bercampur baur jadi satu, bagaimana tidak setelah sekian lama kami menanti akhirnya sampai juga kami ke tempat yang kami idamkan, bukan tidak berlebihan memang, kami sangat bahagia sekali tidak tahu harus bagaimana menuturkannya. Masih mengantri untuk di periksa satu persatu berikut bagasi, standar prosedur yang harus dilakukan oleh tim sekuriti airport, cek dokumenetasi dan akhirnya semua lolos dengan hati lega.
Masih didalam ruangan airport selepas keluar dari pemeriksaan sudah nampak berjejer orang Kedutaan Besar RI untuk Kuwait menunggu kami yang baru saja datang, sebuah penyambutan yang luar biasa dan tidak di perkirakan sebelumnya. Maklum kebanyakan dari kami mungkin semuanya baru pertama kali pergi ke negeri orang terus disambut sedemikian rupa begitu terharunya kami. Satu per satu bersalaman dengan riang gembira tak lupa senyum harapan masa depan yang sumringah. Tidak tahu dibalik senyum itu ada yang memang tersenyum tulus atau hanya sekedar basa-basi atau hanya mentertawakan diri sendiri karena penampilan kami memang banyak yang agak norak, walau kami berusaha semaksimal mungkin untuk penampilan kami yan terbaik.
Kami sudah mendapat tempat tinggal masing-masing walau katanya untuk sementara waktu, karena kami memang belum mendapatkan tugas tempat kerja kami. Belum diceritakan sebenarnya kami itu siapa? Ya kami itu para perawat Indonesia yang telah lulus seleksi dari kementrian kesehatan Kuwait dan kami berhak mendapat kerja di bawah kementrian kesehatan tersebut. Setiap pagi pergi ke ke kantor kementrian kesehatan untuk mengurus segala macam administrasi. Dari mulai ktp, penempatan kerja/lokasi kerja sampai medical check up ulang. Ya medical check up ulang. Karena mereka kurang begitu percaya kepada kita sehingga kamipun harus melaksanakannya, meskipun jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Kuwait kami melaksanakan prosedur serupa.
Hari pertama menginjakan kaki di sebuah Rumah Sakit di Kuwait, Farwaniya Hospital namanya, RS umum dengan segala macam aktifitasnya. Saya ditugaskan di bagian perawatan bedah. Setelah sebelumnya orientasi dengan di dampingi oleh salah satu staf kepala perawatan. Suasana rada tegang untung ada kang Jaya yang kebetulan satu ruangan, beliau selalu membantu kesulitan yang saya alami waktu baru-baru masuk ruangan. Keterbatasan bahasa agak sedikit mengganggu, terutama bahasa arab. Karena pasien disana kebanyakan orang yang berbahasa arab tentunya. Belakangan Kang Jaya harus meninggalkan kita untuk selamanya beliau wafat karena DHF waktu tugas di salah satu perusahaan di luar Jawa.
Bersambung ..... bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar