Suatu perjalanan kadang membuat kita bahagia terkadang pula membuat kita merasa tersiksa .....
Kamis, 12 Januari 2012
Demi sebuah asa
Dibawah gelap malam langit hitam, kulangkahkan kaki-kaki lelahku menyusuri kerikil jalan setapak. Suara jeritan satwa malam mengiringi setiap detak jantungku, tersengal napasku menjadi satu irama tak beraturan, ditambah gejolak hati yang gundah menahan rindu hati yang tak tergoyahkan.
Mata menatap kehampaan didepan sana, gelap mencekam sunyi merintih tak berdaya hanyut oleh gelombang rasa bersahutan. Mencium aroma kepedihan didepan sana yang tak berujung, meratap kemilau jingga derita nestapa.
Kaki-kaki ini terus dan akan terus melangkah, walau onak duri terus berontak, kaki-kaki yang semakin mati rasa tetap berjalan dalam kesunyian malam, tak akan pernah peduli dengan segala sayatan sembilu yang semakin tajam.
Hanya satu tujuan yaitu meraih segala asa, segala aral rintang harus tetap diterjang, dilawan meski taruhannya adalah penderitaan dan nyawa. Semoga kesabaran selalu menyertaiku. (Bojonegoro September 2009)
Satu malam di sebuah tempat
Malam semakin gelap, diluar sana angin semilir menusuk jantung, menelisik tulang iga membuat mata mengernyit menahan pedihnya gelombang yang tak berirama. Diluar sana orang-orang masih sibuk menata besi bergelut dengan panas, tatapan besi menyilaukan tak dihiraukan, suara gemuruh tangisan mesin menjadi pelipur lara, pancaran sinar kembang api dari kawat las menambah semarak malam yang tak pernah tidur.
Orang-orang sibuk mengukir logam dengan gerinda, suaranya yang melengking tak berirama tak menjadi beban sang telinga, sesekali menghela napas melihat bintang dilangit seakan merindukan mentari yang masih lama hadir. Hillir mudik sang mandor sebagai pertanda kesetiaan menemani aktifitas malam ini.
Tak ada yang dikeluh-kesahkan beban kerja yang mereka tanggung, seakan menikmati malam berganti malam dengan segala hiruk pikuk kerja. Dikala semua orang ternyenyak dengan mimpinya dikala semua orang berkumpul dengan keluarganya dan dikala jauh dari keluarga .Semua hanya untuk satu tujuan mencari nafkah untuk menghidupi anak dan istrinya.
Semoga segala usaha dan kerja keras yang selama ini diperjuangkan mendapat limpahan rahmat yang setimpal dan diberikan kesabaran disetiap langkah kaki dalam menjalankan tugasnya. Percayalah Allah akan membantu orang-orang yang selalu berusaha dan berdoa, tak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini asal kita mau berusaha sekuat tenaga. Percayalah Allah Maha Pemurah atas rizkiNya.
Sandal dan Mesjid
Kalau melihat dari judul sepertinya tidak ada hubungannya antara sandal dan mesjid, tapi kalau teringat kata "kehilangan" pastilah semua orang tahu, apalagi bagi mereka yang pernah kehilangan sandal di mesjid.
Memang sangat ironis, Mesjid yang di peruntukan untuk menjalankan ibadah atau kegiatan Islam lainnya bisa dijadikan ajang maksiat bagi sebagian orang, entah sengaja atau tidak telah terbukti dan dirasakan.
Bermula dari menengok saudara yang selesai operasi caesar di Rumah Sakit di Subang. pas waktu magrib tiba saya beserta istri menunaikan ibadah sholat magrib berjamaah di mesjid lingkungan Rumah Sakit. Tapi begitu kagetnya setelah selesai sholat sandal yang baru berumur sebulanan raib entah kemana, dicari kemana-mana hilang tanpa jejak dan akhirnya menyerah saja sandal sudah hilang ya mau apalagi beli yang baru saja dari pada pulang "nyeker" alias tanpa alas kaki .... itu merupakan pengalam pertama kehilangan sandal di mesjid .....
Pengalaman yang kedua ; saat tugas di cepu jateng kebetulan pas datang ke cepu hari jumat pagi dan kebetulan juga saya tugas malam, jadi bisa menunaikan sholat jumat di dekat rumah kontrakan. Kebetulan juga saya tidak bawa sandal dari rumah sekalian saja membeli sandal baru di cepu yang kebetulan tidak jauh dari rumah.
Waktu sholat jumat berakhir, saya berjalan mendekati lokasi dimana sandal saya di parkir, begitu sampai ke tempat sandal sudah raib yang ada sandal yang sudah kucel dan lama dan warnanya sama, saya hanya berbaik sangka saja mungkin itu salah make atau bagaimana sandal sudah hilang ya sudahlah, pake saja sandal kusam itu tengah hari yang terik lumayan kalaau tidak pakai sandal.
Demikian sekilas pengalaman pribadi semoga saja tidak terjadi pada saudara semua, intinya kalau ada penitipan sandal pergunakanlah jasa itu, jangan ambil resiko, tapi kalau tidak ada jasa penitipan kembalikanlah niat kita semoga mendapat pahala yang setimpal amin. Wallahu'alam bishowab.
Rabu, 11 Januari 2012
Susahnya Bersyukur
Matahari terik menyengat tubuh yang hitam kelam itu, tak bergeming dengan ayunan cangkul berirama dengan suara air yang didera laksana godam, nada langkah pasti setetes harapan menghidupi keluarga demi sepenggal rasa cinta, ridho Illahi tentu saja yang menjadi nomor wahid.
Hela nafas sebentar kemudian lanjutkan lagi menapaki batang impian yang segera diraih, cucuran keringat penambah semangat lengan kekar dan kaki kokoh menjadi tumpuan dari derita yang selama ini menghiasi setiap detak jantungnya.
Tak pernah mengeluh dengan semua yang ada, pasrahkan kepada Allah semata adalah jalan terbaik untuknya, berusaha dan berdoa hanyalah jalan untuk mencapai ridhonya, hasil tidak akan jadi patokan, bersyukur masih bisa menikmati sarapan alakadarnya. Tak sempat bermimpi makan mewah walau hanya barharap, menanti angin berhembus mengibaskan rambut yang mulai memutih. suatu kebahagiaan yang tiada tara, setetes air manambah sumringah di hari yang terik ini.
Masih adakah orang yang memiliki rasa bersyukur dengan apa yang didapat hari ini?
Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang mudah bersyukur?
Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan. (HR. Tirmidzi)
Sajadah
Sajadah (dalam Arab, سجادة sajjāda atau musallah, dalam Persia: جانماز Janamaz) adalah alat yang terbuat dari kain yang biasanya memiliki gambar dan corak bernafaskan Islam. Sajadah digunakan kaum Muslim untuk menjaga agar tetap terjaga kebersihannya ketika melaksanakan shalat. Sajadah pada umumnya memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengkover seluruh bagian tubuh ketika melakukan sujud agar tetap bersih selama shalat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sajadah)
Sebagaimana biasanya mesjid jami di kampungku hanya penuh pada hari jum'at saja untuk melaksanakan ibadah sholat jumat. Selebihnya hanya satu baris saja tidak penuh. Waktu itu mesjid yang sudah cukup mewah untuk ukuran sebuah kampung lantainya sudah keramik mengkilat, ada dua baris karpet hijau menghiasi shaaf depan, shaaf ke dua biasanya baru di gelar kalau sholat jum'at saja, mungkin sayang karena jemaah sholat fardu tidak sampai 2 shaaf.
Begitu kalau hari jum'at tiba cukup banyak jemahan yang beribadah dengan berbagai macam sajadah mereka gelar, untuk menutupi lantai keramik yang dingin. Dengan berbagai ukuran pula sajadah yang mereka bawa. Ada yang ukurannya panjang dan lebar melebihi yang lainnya ada yang kecil pula. dengan begitu maka shaaf yang mereka laksanakanpun tidak sesuai dengan perintah sholat berjamaah karena adanya kesenjangan atau ukuran yang berbeda dari setiap sajadah yang mereka bawa.
Karena lantai yang masih keramik cukuplah alasan untuk mereka yang membawa sajadah dan sayapun juga demikian adanya. Waktu berjalan bulan berganti tahun, kabar berita bahwa lantai masjis akan di belikan karpet tebal karena mendapat bantuan dari sebuah perusahaan swasta.
Alhamdulillah karpetpun sudah di beli dan sudah mulai di pakai kalau sholat jumat dan ada kegiatan lainnya, tapi yang menjadi pertanyaan saya sementara karpet tebal sudah ada kenapa orang-orang masih membawa sajadah mereka dan memakainya diatas karpet itu. Sementara itu juga shaafnya sama saja seperti dahulu. karpet hijau dengan motif yang bagus tertutup dengan beraneka warna sajadah yang berbagai ukuran itu.
Apakah ini akan terus berlanjut? sampai kapan? bahkan para pengurus DKM-nya saja melakukan hal yang sama dengan jemaah yang lainnya. wallahu alam bishowab .
Minggu, 08 Januari 2012
Domba
Perjalanan masih berlanjut pagi itu suasana yang cerah menambah semangat jalan dipagi hari, menelusuri sebuah kota kecil di Jawa Timur. Memasuki sebuah pasar domba menarik untuk ambil gambar. Walau dengan kamera hp lumayan buat dijadikan dokumentasi perjalanan hari ini. Pasar domba tiap daerah pasti sudah tidak asing lagi unutk mendapatkannya, perbedaannya Cuma masalah kapan pasar domba itu diadakan. Ada yang tipa hari ada pula yang tiap minggu. Sebagaimana diketahui masyarakat kita senang dengan beternak, selain sebagai kegiatan diwaktu kosong juga akan menambah penghasilan yang sewaktu-waktu bias dijual untuk keperluan yang memang sangat diperlukan.
Domba atau kambing bisa dijadikan ternak pilihan masyarakat kita karena selain biaya perawatannya murah dan mudah juga sewaktu-waktu bisa dijual dengan cepat karena harganya tidak terlalu mahal. Banyak yang butuh domba atu kambing baik itu untuk acara Aqiqah maupun acara syukuran lain yang di masyarakat kita banyak yang melakukannya. Belum lagi bisnis rumah makan yang tiap hari pasti memerlukan daging domba.
Pada bulan haji atau tepatnya bulan dzulhijah pada tanggalan Hijriah merupakan puncak penjualan domba atau kambing, karena pada bulan ini tepatnya setelah Sholat sunnah Idul Adha disunahkan untuk memotong hewan qurban domba, kambing atau sapi bagi kaum muslim yang sudah mampu.
Daging kambing memiliki kandungan lemak total, kolesterol, lemak jenuh (saturated fat) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging lain pada umumnya. Kandungan protein daging kambing hampir sama dengan daging lainnya, akan tetapi daging kambing memiliki karakterisik yang khas dalam hal lemah jenuh dan kolesterol.
Daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dan kandungan yang lebih tinggi lemak mono dan polysaturated nya. Hal ini dapat dilihat apabila setelah daging kambing dimasak akan terlihat lebih banyak cairan lemak yang keluar menetes.
Kandungan lemah jenuh yang lebih rendah ini dan juga kandungan kelesterolnya yang lebih rendah menunjukkan bahwa daging kambing itu sehat. Disamping itu daging kambing memiliki kandungan iron, potassium dan thiamine yang lebih tinggi, dilain pihak kandungan sodiumnnya lebih rendah dibandingkan dengan daging lain.
Hasil analisa menunjukkan bahwa daging kambing memiliki lemak 50% lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi dan 45% lebih rendah dibandingkan dengan daging domba, akan tetapi rasanya masih tetap enak. (http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?view=warta/isinews&id=647)
Langganan:
Postingan (Atom)