Kamis, 12 Januari 2012

Satu malam di sebuah tempat


Malam semakin gelap, diluar sana angin semilir menusuk jantung, menelisik tulang iga membuat mata mengernyit menahan pedihnya gelombang yang tak berirama. Diluar sana orang-orang masih sibuk menata besi bergelut dengan panas, tatapan besi menyilaukan tak dihiraukan, suara gemuruh tangisan mesin menjadi pelipur lara, pancaran sinar kembang api dari kawat las menambah semarak malam yang tak pernah tidur.

Orang-orang sibuk mengukir logam dengan gerinda, suaranya yang melengking tak berirama tak menjadi beban sang telinga, sesekali menghela napas melihat bintang dilangit seakan merindukan mentari yang masih lama hadir. Hillir mudik sang mandor sebagai pertanda kesetiaan menemani aktifitas malam ini.

Tak ada yang dikeluh-kesahkan beban kerja yang mereka tanggung, seakan menikmati malam berganti malam dengan segala hiruk pikuk kerja. Dikala semua orang ternyenyak dengan mimpinya dikala semua orang berkumpul dengan keluarganya dan dikala jauh dari keluarga .Semua hanya untuk satu tujuan mencari nafkah untuk menghidupi anak dan istrinya.

Semoga segala usaha dan kerja keras yang selama ini diperjuangkan mendapat limpahan rahmat yang setimpal dan diberikan kesabaran disetiap langkah kaki dalam menjalankan tugasnya. Percayalah Allah akan membantu orang-orang yang selalu berusaha dan berdoa, tak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini asal kita mau berusaha sekuat tenaga. Percayalah Allah Maha Pemurah atas rizkiNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar