Rabu, 11 Januari 2012

Susahnya Bersyukur


Matahari terik menyengat tubuh yang hitam kelam itu, tak bergeming dengan ayunan cangkul berirama dengan suara air yang didera laksana godam, nada langkah pasti setetes harapan menghidupi keluarga demi sepenggal rasa cinta, ridho Illahi tentu saja yang menjadi nomor wahid.
Hela nafas sebentar kemudian lanjutkan lagi menapaki batang impian yang segera diraih, cucuran keringat penambah semangat lengan kekar dan kaki kokoh menjadi tumpuan dari derita yang selama ini menghiasi setiap detak jantungnya.

Tak pernah mengeluh dengan semua yang ada, pasrahkan kepada Allah semata adalah jalan terbaik untuknya, berusaha dan berdoa hanyalah jalan untuk mencapai ridhonya, hasil tidak akan jadi patokan, bersyukur masih bisa menikmati sarapan alakadarnya. Tak sempat bermimpi makan mewah walau hanya barharap, menanti angin berhembus mengibaskan rambut yang mulai memutih. suatu kebahagiaan yang tiada tara, setetes air manambah sumringah di hari yang terik ini.

Masih adakah orang yang memiliki rasa bersyukur dengan apa yang didapat hari ini?
Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang mudah bersyukur?

Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan. (HR. Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar